Rabu, 19 Oktober 2011

Kusye, "Saung Budaya Sunda Kudu Disalametkeun"

Berita Seputar Jatinangor Selasa, 18 Oktober 2011 Kusye, "Saung Budaya Sunda Kudu Disalametkeun" JATINANGOR,(GM)- Pentolan D'Bodors, Kusye sangat berharap, Saung Budaya Sunda (Sabusu) di Jatinangor, Kab. Sumedang bisa segera diselamatkan. Sebab saat ini saung budaya telah beralih fungsi. Jika semula diproyeksikan menjadi sentra budaya Sunda, kini selain lahannya jadi area rental mobil, bangunannya pun menjadi rumah makam. "Uing tos lami prihatin ningali Sabusu beralihfungsi jadi rumah makan. Sok sanajan ngumbara di Jatinangor, lahir mah di Kota Bandung, tapi uing pan warga Jabar, wajar lamun peduli ka Sabusu. Pokona Sabusu kudu disalametkeun," katanya kepada "GM" pada reuni Karang Taruna angkatan 1970-1971 RW 05, Kel. Babakasari, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung di Kompleks Sukaasih, Kec. Arcamanik, Kota Bandung, Minggu (16/10). Menurut warga Kompleks Puskopad, Desa Cipacing, Kec. Jatinangor ini, agar Sabusu terselamatkan, harus ada kepedulian dari semua pihak. Baik para seniman dan budayawan Sunda, masyarakat, Paguyuban Warga Jatinangor (PWJ), LSM, wartawan maupun pemerintah. "Lamun pihak-pihak terkait tetep cicing, alias tak peduli, tong diharep Sabusu bakal rubah. Lamun diantep, Sabusu bakal amburadul, antuknya budaya Sunda kalunta-lunta. Tapi uing percaya kabeh pihak, utamana Pemprov Jabar jeung Pemkab Sumedang peduli," harap anggota D'Bodors yang mengaku ikut digembleng Karang Taruna RW 05 Babakanasari, Kiaracondong tahun 1970-1971 ini. Dikatakan Kusye, Sabusu bisa menjadi ikon Jatinangor dan melestarikan budaya Sunda. "Saat ini saya benar-benar prihatin, kemajuan teknologi dan masuknya budaya modern berdampak pada budaya kita sendiri. Kini banyak kesenian dan budaya Sunda yang termarginalkan, bahkan megap-megap dan nyaris punah," katanya. Selain bisa jadi sentra budaya Sunda, jika dikelola secara profesional, Sabusu bisa menjadi sentra kerajinan dan makanan tradisional khas Jatinangor dan Sumedang. "Banyak produk kerajinan dan makanan tradisonal bisa dilestarikan dan dikembangkan di Sabusu. Misalnya wayang golek dan senapan khas Cipacing. Belum lagi produk kesenian dan makanan trasisional lainnya," katanya. Dikatakan Kusye, untuk menyelamatkan Sabusu, dirinya kini telah berencana untuk melakukan pendekatan dan dialog dengan sejumlah pihak, terutama para seniman, budayawan, dan LSM, termasuk PWJ. "Pada intinya, semua pihak harus menyamakan persepsi agar keberadaan Sabusu segera terselamatkan. Sayang jika Sabusu lenyap begitu saja," katanya. (B.27)**

Tidak ada komentar: