Selasa, 21 Februari 2012

30 Balita Jatinangor Kekurangan Gizi

Berita Seputar Jatinangor JATINANGOR,(GM)- Sebanyak 30 dari 6.912 balita di Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang, masuk kategori sangat kurang gizi. Angka ini mencapai 0,47% berdasarkan hasil kegiatan bulan penimbangan badan (BPB) tahun 2011 yang dilakukan setiap Agustus. Demikian disampaikan Kepala Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP) Jatinangor, dr. Wara Pamungkas melalui petugas gizi, Piana saat ditemui "GM" di Puskesmas Jatinangor, Jalan Raya Jatinangor, Kab. Sumedang, Senin (20/2). Menurut Piana, sampai saat ini di wilayah Jatinangor belum ada kasus gizi buruk yang parah. "Balita-balita itu hanya kurang gizi atau sangat kurang gizi, tidak sampai menderita marasmus," katanya. Berdasarkan data yang dihimpun "GM", status gizi anak berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U) dari 12 desa di Jatinangor, Desa Cilayung menyumbang angka tertinggi 5 balita sangat kurang gizi, sedangkan di Desa Cisempur dan Jatimukti tidak terdapat balita yang dengan kategori ini. Sementara untuk kategori kurang gizi, terdapat 600 orang dari 6.912 balita. Dalam kategori ini, Desa Cipacing yang paling banyak menyumbang angka, yaitu 79 balita dan Desa Jatimukti jadi yang paling sedikit menyumbang dengan angka dengan 27 balita. Meski demikian, hingga saat ini belum ada kasus gizi buruk yang parah. "Balita tersebut hanya kurang gizi atau sangat kurang gizi, tidak sampai menderita marasmus," kata Piana. Salah satu faktor kurang gizi, lanjut Piana, disebabkan kekurangan berat badan bukan karena malnutrisi dan faktor penyakit lain. "Kurang gizi bisa karena penyakit lain yang mengakibatkan pertumbuhannya terhambat. Misalnya TBC atau meningitis," kata Piana. Dikakatan Piana, kurangnya berat badan bisa karena banyak faktor selain faktor ekonomi keluarga. Bisa jadi, balita susah makan atau orangtua kurang telaten dalam mengurus anaknya. "Biasanya ingin praktis, banyak orangtua akhirnya beli bakso untuk makan anaknya," kata Piana. Pada kesempatan tersebut Piana juga menyatakan, ada pula balita yang sering mengonsumsi makanan ringan manis yang membuatnya kenyang, sehingga balita menolak saat akan diberi makanan berat. Padahal, hal itu mengakibatkan asupan gizi yang tidak seimbang dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan. (B.46/rrt.job)**

Tidak ada komentar: