Sabtu, 31 Maret 2012

Pro-Kontra Sumur Artesis, Tiba-tiba Muncul Spanduk

Berita Seputar Jatinangor

Kamis, 29 Maret 2012 04:57 WIB

Pro-Kontra Sumur Artesis, Tiba-tiba Muncul Spanduk

JATINANGOR (GM) - Pro dan kontra terkait rencana pembangunan sumur artesis di Apartemen Pinewood di kawasan Jatinangor, Kab. Sumedang, tiba-tiba muncul spanduk penolakan sumur artesis di Jalan Kolonel Achmad Syam, Desa Cikeruh, Kec. Jatinangor.

Pemantauan "GM", Rabu (28/3), spanduk tersebut ditulis Aliansi Mahasiswa Jatinangor dan dipasang di jalan tersebut oleh sejumlah warga sebagai bentuk penolakan rencana pembangunan sumur artesis untuk sebuah apartemen di Desa Cikeruh.

Spanduk yang terbuat dari kain berwarna kuning tersebut bertuliskan, "Perizinan Sumur Artesis di Jatinangor adalah Bukti Ketidakseriusan Pemerintah dalam Melayani Rakyatnya".

Salah seorang warga setempat, Deden (30) mengatakan, warga menyatakan keberatan adanya sumur artesis di wilayah Cikeruh dan hingga kini belum mendapat izin. Namun, warga banyak yang kecewa karena saat ini sumur tersebut tengah dikerjakan.

"Bukan hanya warga, pihak Desa Cikeruh pun jelas-jelas menolaknya. Alasannya, jika ada sumur artesis tentu warga akan terancam kekeringan, sehingga menyulitkan kehidupan sehari-hari dalam memenuhi air," kata Deden.

Menurut Deden, spanduk penolakan tersebut sebelumnya atas inisiatif warga, Namun akhirnya mendapat dukungan dari Aliansi Mahasiswa Jatinangor. "Kita bersyukur mahasiswa turut peduli terhadap kondisi sekitarnya," kata Deden.

Sebelumnya, Kepala Desa Cikeruh, Ade Rachmat juga menyatakan, secara tegas menolak pembanguna sumur artesis di sebuah apartemen di wilayahnya. "Karena banyak warga yang menolaknya, tentu saja aparat desa tidak berani mengizinkan keberadaan sumur artesis di sebuah apartemen tersebut," kata Ade Rahmat.

Menurut Ade, sejak awal pembangunan apartemen warga menolak bila apartemen tersebut menggunakan air dari sumur artesis. "Pihak aparat Desa Cikeruh telah sepakat bersama warga tetap menolak pembangunan sumur artesis itu," katanya.

Ade menyatakan, banyak faktor yang menjadi dasar warga dengan tegas menolak sumur artesis di apartemen tersebut. Salah satunya, akan mengakibatkan kekeringan di Desa Cikeruh khususnya.

Ketua LSM Forrbeka, Sitam Rasyid menyatakan, pembangunan sebuah apartemen yang lokasinya di belakang Jatos tersebut sebenarnya tidak berdampak apa-apa bagi warga Jatinangor. Namun, justru sebaliknya, jika apartemen tersebut membangun sumur artesis, warga akan merasakan dampak yang paling buruk, yakni tersedotnya air bawah tanah.

Sedangkan humas Apartemen Pinewood, Irda saat dikonfirmasi "GM" melalui telepon selulernya mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi ke warga agar mendapat izin dalam pembuatan sumur artesis. "Kita tak akan henti-hentinya melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada warga agar segera mendapat izin," kata Irda.

(B.46)**

Sabtu, 17 Maret 2012

Aksi Solidaritas HMI di Jatinangor Berujung Bentrok

Berita Seputar Jatinangor dari Poskota BANDUNG (Pos Kota) – Aksi solidaritas ratusan mahasiswa Jatinangor , Kabupaten Sumedang, Jumat (16/3) ricuh. Selain memblokir jalan juga bentrok fisik dengan anggota Polsek Jatinangor. Buntut dari aksi arus lalu lintas sempat tergangu. Tiga mahasiswa diamankan dan kini masih diperiksa intensif. Aksi mahasiswa yang tergabung ke HMI berlangsung siang. Mereka langsung menduduki jalan raya Jatinangor tepat di halaman Mapolsek setempat. Aksi mereka digelar terkait adanya penyerangan kantor HMI oleh petugas yang terletak di Cilosari, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu malam. Aksi yang digelar sempat mengundang polisi terpancing emosinya. Sekitar pukul 11.00 antara massa dan polisi sempat terjadi gesekan. Tiga mahasiswa terpaksa diamankan lantaran diduga kuat sebagai provokator. Untuk menenangan massa, Kapolsek Jatinangor Kompol Nana Sumarna meminta perwakilan mahasiswa untuk melakukan dialog. Koordinator aksi Binmo, menjelaskan, Sementara itu mengatakan,kedatangan pihaknya ke Mapolske Jatinangor merupakan aksi solidaritas terhadap HMI Cikini Jakarta,yang diserang oleh anggota Brimob. “Kedatangan kami disini untuk mengutuk aksi kekerasan kepada mahasiswa dan menuntut Polisi agar meminta maaf,”ujar Bimo. Menurutnya,wajah arogansi dan penyerangan satuan Brimob Polri tersebut bermula setelah HMI Jakarta Pusat melakukan aksi penolakan kenaikan BBM.”Sangat disayangkan ketika kami memperjuangkan rakyat, justru kami diserang dan dianiaya,”terang Bimo. Ketua HMI Cabang Sumedang Guruh ketika dikonfirmasi mengenai insiden ricuhnya antara HMI dan polisi mengakui saat ini pihaknya tengah mendalami peristiwa tersebut.Apalagi ada beberapa anggotanya yang mengalami luka luka akibat dipukul oleh aparat.(Dono/dms)

Jumat, 16 Maret 2012

Tuntut Pembebasan, Mahasiswa Demo Polsek Jatinangor

Berita Seputar Jatinangor Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Sumedang menggelar unjuk rasa di depan Polsek Jatinangor. Mereka menuntut polisi membebaskan rekan mereka yang kini ditahan di Mabes Polri terkait aksi penolakkan kenaikan harga BBM. "Kami minta Polisi mendukung kami, dan membebaskan rekan kami yang ditangkap di Jakarta, jika tidak kami akan mensegel kantor Polsek Jatinangor," terang Dudung perwakilan mahasiswa yang berdemo kepada sejumlah wartawan. Pernyataan tersebut disikapi Polisi, dengan melakukan negosiasi kepada para pendemo. Kapolsek Jatinangor Kompol Nana Sumarna meminta, mahasiswa dipersilahkan untuk berdemo, namun tidak ada aksi segel menyegel. Namun dalam aksinya, mahasiswa yang membawa kertas karton memaksa masuk ke kantor halaman mapolsek, hingga akhirnya diamanankan petugas. Aksi mahasiswa di Jatinangor sendiri, berlanjut ke kantor Mako Brimob Polda Jabar, yang jaraknya berdekatan dengan Mapolsek Jatinangor. Namun aksi mahasiswa ini berhasil dihadang aparat dari Polres Sumedang, 300 meter sebelum Mako Brimob. Pihak HMI yang diwakili Dudung menyatakan, pihaknya akan terus melakukan aksi jika rekannya yang ditahan tidak dibebaskan. "Kami akan ke Mapolda Jabar, bila tuntutan ini tidak dikabulkan," ujarnya Dalam aksinya, mereka memblokir Jalan Raya Jatinangor selama 20 menit bahkan hendak menyegel Mapolsek Jatinangor. Selain itu, massa juga akan berencana berunjuk rasa di Mako Brimob. Namun, rencana itu diadang Satuan Dalmas Polres Sumedang dan setelah berdialog dengan Kapolsek Jatinangor Kompol Nana Sumarna. Karena berusaha menyegel Mapolsek Jatinangor, satu orang anggota HMI diamankan di Mapolsek Jatinangor.